Matahari memang terasa hangat di pagi hari
Sang embun selalu terasa sejuk di setiap pagi
Tersirat senyumanmu kali aku terbangun dari tidurku
Karena yang kupikirkan adalah kamu
Awalnya ku tak sungguh sungguh menyukaimu
Kemudian sedikit demi sedikit Ku mulai menyayangimu
Tapi kini kau seperti ,Semakin terasa jauh dariku
Tak tahu ku kenapa begitu,Seperti daun yang tertiup angin
Pantai mana yang tak kan basah bila ombak datang menerjang..
Bumi mana yang tak basah kalau hujan sudah datang..
Hati mana yang tak menangis jika diluka oleh tersayang..
Jiwa mana yang tak meraung andai yang disayang akan menghilang..
Pedih sedih menyesal
Tapi bagaimana semua terlanjur
Air mata tetaplah air mata
Yang tak akan mendatangkan dirimu
Untuk duduk di pangkuku
Namun kenapa saat aku terbuai
Dengan semua yang kau berikan
Engkau merampas dariku dalam sekejap mata
Kau membuatku terbakar oleh api cinta
Dan kau hancurkan bangunan,cinta yang aku bangun dengan susah payah
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari
Seberapa dalam meninggalkan luka perih
Menikmati sakitnya sampai tak terasa lagi luka telah mengalirkan darah
Begitu dalamnya cinta menghunjam hingga tak bisa kubedakan lagi antara tangis & tawa
Keduanya telah menjadi satu dalam butiran hampa
Sedih..pillu...
Dan hanya air mata yang tertinggal
Sungguh diri ini dahulu sangatlah berharga
Sungguh air mata ini sangatlah mahal untuk,aku teteskan pada seorang kekasih
Tapi kenapa di saat ini air mataku tak henti henti menetes
Saat ku ingat akan kecurangan dirimu
Kenapa air mata ini sangatlah murah kepadamu
Kau memberikan cinta yang palsu padaku
Yang aku anggap adalah cinta yang keluar dari lubuk hatimu..
Kini matahari pagi sudah tak hangat lagi
Kini sang embun pagi sudah tak sejuk lagi
Senyumanmu pun telah hilang
Itu semua karena kita berpisah
Haruskah ku ahiri hidup ini
Agar ku tak dapat merasakan luka ini
Luka yang sungguh-sungguh meremukan hatiku
Hingga membuatku tak berdaya
Hingga membuatku tak tau apa yang harus
Aku lakukan untuk menghadapi semua ini
Kini ku larut dalam pencarian terakhir
Ku yakin Tuhan bersamaku
Asal melihatmu bahagia
Bagiku itu sudah menjadi hembusan angin surga.
Aku sendiri bersama resahku dan tenggelam oleh suara tangisku
Bersama jeritan hati yang akan ku bawa sampai mati.
AA
221113
No comments:
Post a Comment