Lantunkan panggilan mesra itu?
Bak seruling rindukan rumpun bambu.
Pada Laila yang penuh rindu.
Bagai musafir Menuju Khaliqnya menempuh perjalanan penuh debu.
Semua pemberian-Mu yang begitu berharga ini.
Dengan percuma telah Engkau beri
Sifat lupa yang hapuskan kepedihan hati?
Semua pemberian-Mu sejak bayi.
Tundukkan kepala dengan pasrah.
Seorang petarung lemah yang kalah.
Musuh-Mu yang tak pernah menyerah.
Kelak mendapat ampunan wahai Sang Maha Pemurah
Sering berkata yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu.
Mendengar hal-hal yang tidak berkenan disisi-Mu.
Yang membawa amarah-Mu
Hamba takut bagaimana nanti berhadapan dengan-Mu.
Lidah masih berputar dalam tutur kata yang hampa makna.
Beriring airmata hanya muncul dalam derita.
Di dunia ini masih banyak diisi gelak tawa.
Himpitan tanah kubur makin hari semakin terlupa.
Kulit mengeriput bak bunga mekar menjelang layu.
Berbinar-binar indah mulai suram, letih dan, kuyu.
Pekatnya malam telah datang terasa ngilu.
Malaikat maut semakin dekat di depan pintu.
Apa bekal bawa pulang sebagai musafir?
Sebagai pedagang yang faqir.
Bekal amal-amal yang terus mengalir.
Harus ku hadapi mahkamah-Mu di Yaumil akhir.
Izinkan lidah yang senantiasa syukuri nikmat-Mu.
Jiwa yang cepat kembali manakala lalai dari jalan-Mu.
Tanamkan takut terhadap beratnya siksa karena murka-Mu.
Ridhoilah untuk menjadi hamba-Mu.
Tiada tempat hamba bersandar.Kecuali pada-Mu.
AA
13022014
No comments:
Post a Comment