Nabi Ayub memiliki harta kekayaan yang berlimpah,
Istri-istri yang cantik jelita,
Hewan ternak yang sehat dan beranak-pinak,
Tanah yang amat luas. Ia hidup bahagia dengan istri-istrinya
Ketaatannya dalam beribadah,
Ketekunannya dalam berdakwah,
Dan rasa cintanya kepada Allah.
Pepatah semakin tinggi dan besar hamba,
Semakin besar pula ujian yang akan diterimanya.
Ibarat pohoh, semakin tinggi pucuknya
Semakin dahsyat pula tiupan angin yang menerpanya.
Allah tidak akan menimpakan suatu musibah
Melebihi kemampuannya untuk menerimanya.
Allah SWT menguji Nabi Ayub dengan musibah,
Harta benda dan penyakit kulit.
Hilangnya seluruh harta bendanya hingga ia berubah menjadi miskin
Nabi Ayub mengatakan,“Musibah datangnya dari Allah SWT
Dan aku harus mengembalikan kepada-Nya.
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya
Aku ridha dengan keputusan Allah SWT.
Dialah yang mendatangkan manfaat dan mudharat.
Nabi Ayub bersujud. Iblis tampak tercengang.
Allah juga menguji Ayub melalui anak-anaknya.
Meninggal dunia akibat musibah gempa
Nabi Ayub berkata, “Allah memberi dan Allah mengambil.
Ayub bersujud kepada Allah SWT. Iblis kembali tercengang
Nabi Ayub,baginda itu sakit luar biasa
Penyakit kulit amat menyeksa.
Bertahun baginda menghidapnya,
Allah mengujinya dengan penyakit kulit yang sangat parah.
Kulitnya membusuk hingga istri isteri merasa jijik kepadanya.
Hanya satu orang yang mau bersabar dan setia mendampinginya
Membuat nabi Ayub semakin sedih.
Bersabar menjalaninya bersama satu istrinya
Yang masih setia menemaninya.
Beliau masih tetap memuji Allah
Amarah setan semakin memuncak
Menggoda kesabaran Ayub melalui istrinya,
Sebagaimana menggoda Adam melalui Hawa untuk memakan buah Khuldi yang terlarang.
Godaan setan pun mulai merasuki istri nya
Hingga ia mulai putus asa dengan keadaan suaminya.
Mendengar keluh kesah istrinya,
Di manakah harta, keluarga, teman, dan kaum kerabatmu?
Mendengar keluh kesah istrinya, Nabi Ayub berkata,
Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa kamu meratapi kemuliaan masa lalu dan anak yang telah meninggal dunia?”
Nabi Ayub pun ditinggalkan istrinya.
Nabi Ayub tetap istiqomah dan terus bersabar melawan derita dan godaan iblis, tanpa Berpaling sedikit pun dari Allah SWT.
Atas kesabaran Nabi Ayub dengan penuh keimanan,
Allah memberinya pujian dan menempatkannya
Di sisi Allah dengan derajat yang tinggi.
Allah pada akhirnya memerintahkan
Supaya menghentak kaki ke bumi
Setelah terpancar air,Allah pun menyuruh
Supaya minum dan mandi dengannya
Lalu Nabi Ayub pun sembuh
(lihat Surah Shaad ayat 41 - 42).
AA
27122013
No comments:
Post a Comment