Kutulis surat ini.
Wahai, dik sang dewi.
Aku cinta kepadamu.
Tersadar bahwa aku adalah Adam
Masih suara berkumandang azan,
Melantunkan pujian terhadap tuhan
Bersamaan burung samudera, datangnya rentetan
Seakan menyapaku, mencengkram langit senja.
Dan aku adalah bagian dari sebuah pertanyaan..
Dan apakah cinta ini memang harus di katakan..
Dan inilah ungkapan kejujuran hatiku...
Mungkin aku terlalu romantis
Dan aku juga terlalu puitis
Aku mampu buatmu menangis
Tapi,aku bukanlah orang yang sadis
Jika aku adalah seekor merpati meninggi..
Akan mengungkapkan dengan hati..
Untuk semua cinta yang pernah ku lalui..
Aku adalah bagian dari sebuah teka-teki.
Yang jika tak terjawab dengan mudah akan mati..
Menyuburkan ilham seniku
Engkau sumber inspirasiku
Aku pernah menjadi apapun untuk mengerti..
Bahwa cintaku akan ku miliki..
Wahai dik sang dewi.
Ketampanan yang rupawan,
Ketinggian derajat yang terkadang melalaikan.
Hati ini terlanjur berlabuh di dermaga hatimu,
Dan ku ingin kau ikat dengan balutan kasih yang erat.
Disetiap aliran darahku
Disetiap hembusan nafasku, hanya ada bayangmu
Dan seiring berjalannya waktu
Kau semakin larut ke dalam duniaku
Wahai bulan wahai malam
Saksikanlah seorang insan yang sedang dilamun cinta
Saksikanlah seorang insan yang sedang dilanda asmara
Dimana dalam setiap tarikan nafasnya
Dan dalam setiap denyutan nadinya
Allah berfirman di surah Al A’raf 188.
Untuk mendapat satu kebaikan
Dan menolak satu keburukkan
Aku menadah tangan,dengan doa Tawassul kulafaskan.
Ya Allah, engkau kabulkan doa ku dengan haqnya Muhammad saw.
AA
02012014
No comments:
Post a Comment